Life Is bautiful



LIFE IS BEAUTIFUL

Film karya Roberto Benigni ini sarat dengan nilai dan pesan yang dikemas dalam rangkaian cerita yang menarik. Dengan setting lokasi di Italia pada tahun 30-an. Berawal dari gambaran yang menyenangkan seorang Benigni yang berperan sebagai tokoh utama (Guido) yang bersama dengan seorang teman merantau mencari pekerjaan. Bagian ini diceritakan dengan gaya humoris yang mengocok perut.

Guido sering melakukan hal konyol ketika berusaha memikat seorang gadis yang memikat hatinya, Dora. Setiap saat hidupnya selalu diwarnai dengan kesenangan, humor, dan tawa. Jelas sekali betapa indahnya kehidupannya pada masa ini, hingga akhirnya dia berhasil menikahi gadis pujaannya.

Kebahagiaan Guido bertambah ketika dari pernikahannya ini, dia dikaruniai seorang anak yang diberi nama Joshua. Begitu juga dalam karirnya, ia berhasil mendirikan sebuah toko buku yang telah lama diinginkan.

Pada masa ini kondisi sosial politik mulai bergejolak. Mulai muncul gerakan Anti-
Yahudi yang semakin kental menjelang penguasaan Hitler yang memicu berbagai
perlakuan diskriminatif terhadap kaum Yahudi. Tak terkecuali keluarga Guido yang sering mendapat teror dan perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun setiap kali Joshua menanyakan hal ini, Guido selalu menjelaskan dengan perspektif positif yang
menenangkan hati si kecil Joshua, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Keadaan semakin memburuk ketika pasukan Nazi telah menguasai kota dan
membawa kaum Yahudi ke kamp konsentrasi. Kita tahu bagaimana kekejaman Nazi
memperlakukan keturunan orang Yahudi dalam kamp-kamp seperti ini. Pria dan wanita dipisahkan, anak-anak dan orang tua dibantai, mereka yang sehat akan tetap dibiarkan hidup untuk bekerja keras bagi kepentingan tentara Jerman. Akibatnya Guido terpisah dengan istrinya, tapi untungnya dia masih bisa menyelamatkan Joshua, putranya.

Guido tak ingin putranya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Di sinilah
tampak gaya ‘reframing’ Guido yang mengesankan berusaha menutupi kenyataan yang terjadi. Ia mengarang cerita bahwa mereka saat itu, mereka sedang mengikuti sebuah permainan dan bersaing dengan semua kaum Yahudi yang ada di kamp sebagai peserta. Sementara itu, tentara Jerman berperan sebagai penjaga permainan dan mengatur permainan. Mereka semua harus mengikuti peraturan yang sangat ketat untuk memenangkan hadiah utamanya, sebuah tank sungguhan.


Agar bisa menang mereka harus mengumpulkan nilai sebanyak mungkin. Untuk itu
Joshua tak boleh mengangis, tak boleh tanyakan ibunya atau minta makan ketika lapar.
Joshua juga harus bermain ‘petak umpet’ dengan tentara Jerman. Guido sendiri juga
punya tugas harus mengumpulkan nilai tambahan dengan ‘bekerja’ untuk tentara Jerman.

Mereka yang gagal, dan tidak tertib akan ditangkap oleh penjaga permainan (tentara
Jerman) dan dieliminasi dari game. Barangsiapa yang mampu bertahan dan
mengumpulkan 1000 poin akan mendapatkan hadiah utama di akhir permainan.
Kehidupan kamp konsentrasi yang penuh dengan tekanan dan kekejaman berhasil
“disulap” oleh seorang ayah yang berusaha mati-matian untuk ‘melindungi’ psikologi
anaknya sehingga tidak perlu merasakan derita dan trauma yang tentu akan mengganggu perkembangannya.

Betapa perjuangan orang tua untuk ‘menjaga’ anak-anaknya tidak akan pernah berakhir. Kadang kita (sebagai anak) tidak menyadari hal tersebut. Yang kita tahuadalah kehidupan baik-baik saja, ada ayah dan ibu yang siap menjaga dan bertanggungjawab atas diri kita setiap saat. Bahkan kadang kita tidak menyadari bahwa untuk itu, mereka (orang tua) harus berkorban apa saja, nyawa sekalipun.
Saya yang bukan berasal dari disiplin ilmu psikologi tidak tahu apakah usaha yang
dilakukan oleh Guido dalam “melindungi” kondisi psikologi anaknya dengan berbohong (mengarang sebuah cerita yang indah dari kenyataan yang berbeda)
merupakan hal yang terbaik yang bias dilakukan.

Usahanya memang mengharukan, tetapi apakah hal itu merupakan jalan yang terbaik? Apakah tidak sebaiknya Joshua “diberi pengertian” (yang sesuai dengan pemahaman dalam usianya yang memang cukup belia) tentang apa yang terjadi. Bahkan seorang anak pun dapat beradaptasi dengan baik, dan juga berpikir kritis. Jangan sekali-kali meremehkan kepekaan seorang anak, dan kecerdasannya. Bahwa kadang memang kebohongan bisa ditolerir untuk kebaikan. Tetapi jika kita bisa tetap jujur dalam berbuat kebaikan? Nurani Anda yang memutuskannya

PS: kalau ada waktu boleh tuh dicari Film nya di rental2 VCD/DVD terdekat dikota anda.. Filmnya Bagus banget.. (",) :)

 

0 komentar: